ISD BAB 1 (C & D)



C. INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah faktor-faktor dari lahir (pendirian nativistik), faktor lingkungan (pendirian empiristik dan enviromentalistik), serta faktor interaksi antar dasar dengan lingkungan (pendirian konvergensi dan interaksionisme).
Yang disebut dengan fungsi keluarga adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh keluarga.
Fungsi-fungsi keluarga adalah fungsi biologis, fungsi pemeliharaan, fungsi ekonomi, fungsi keagamaan, dan fungsi sosial.
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia adatu kesatuan hidup.
2 golongan masyarakat yaitu, masyarakan industri dan masyarakat non industri.
perbedaan kelompok masyarakat industri dan non industri adalah mata pencaharian, keberadaan, dan peranannya dalam masyarakat.
Makna individu adalah merupakan suatu kesatuan, yang tunggal, dan tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Makna keluarga adalah orang-orang yang bersatu, mempertahankan suatu kebudayaan bersama, yang saling berinteraksi, dan hidup bersama.
Makna masyarakat adalah media tempat keberadaan keluarga-keuarga sehingga keluarga-keluarga memiliki identitas.
Hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat adalah masyarakat merupakan media sebagai keberadaan keluarga, yang terdiri dari individu-individu.

D. PEMUDA DAN SOSIALISASI

Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya..
Internalisasi, belajar dan sosialisasi adalah tiga kata yang maknanya sangat berdekatan, karena semuanya adalah interaksi sosial.
Proses sosialisasi merupakan proses yang membantu individu-individu untuk terhubung dengan individu-individu lain.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda dalam masyarakat dibagi menjadi dua, yang didasarkan atas usaha pemuda menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkundan dan yang didasarkan atas usaha menolak meyesuaikan diri dengan lingkungan.
Asal mula timbulnya kedirian :
Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi          : 0 – 1 tahunMasa anak         : 1 – 12 tahun
Masa Puber       : 12 – 15 tahun

Masa Pemuda   : 15 – 21 tahun

Masa dewasa    : 21 tahun keatas

Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :

Golongan anak       : 0 – 12 tahun

Golongan remaja    : 13 – 18 tahun

Golongan dewasa   : 18 (21) tahun keatas

Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.

Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat
Studi Kasus :

Keikutsertaan Mahasiswa Dalam Organisasi Keagamaan

Pada zaman moderen ini, banyak mahasiswa-mahasiswa yang mengikut sertakan dirinya dalam organisasi-organisasi keagamaan. Hal ini merupakan suatu budaya bagi mahasiswa pada umumnya, bahkan lama-kelamaan menjadi sebuah tren yang meluas dikalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa yang bertahan didalam organisasi-organisasi keagamaan tapi banyak juga mahasiswa-mahasiswa yang tidak betah berada dalam organisasi-organisasi tersebut.

Latar belakangnya pun berbeda-beda. Ada sebagian mahasiswa yang ikut serta dalam organisasi keagamaan karena merasa jiwanya ada didalam oraganisasi tersebut sehingga dia merasa nyaman dan membiasakan diri agar tetap berada dalam organisasi tersebut. Ada sebagian maasiswa yang ikut serta dalam organisasi keagamaan karena alasan trend, dan mencari teman sehingga jika suatu saat trennya telah selesai atau teman-teman seperjuangan dalam organisasinya telah berhenti maka mahasiswa itu akan ikut berhenti. Ada pula sebagian mahasiswa yang mengikuti organisasi keagamaan karena tunduk pada kewajiban-kewajiban didalam suatu lembaga tertentu sehingga jika suatu saat urusannya dengan lembaga tersebut telah selesai maka orormatis dia akan keluar dari organisasi keagamaan tersebut.

Adapun berbagai macam hal yang timbul dari dalam organisasi-organisasi keagamaan pemuda ini akan menimbulkan masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan internalisasi, pembelajaran dan sosialisasi.

Source :

Materi c dan d - Dody Pernadi – Dosen Ilmu Sosial dasar di Gunadarma.

0 komentar:

Posting Komentar