Reprensi Pengetahuan

Representasi  Pengetahuan
  Representasi dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan membuat informasi tsb. Dapat di akses oleh prosedur pemecahan permasalahan.Bahasa repsentasi harusa dapat membuat seorang pemrogram mampu mengekspresikan pengetauan yang di pelukan untuk mendapatkan solusi permasalahan.
 
    1. Rekayasa ontologi
            Teknik ontologi dalam ilmu komputer dan ilmu informasi adalah bidang yang 
mempelajari metode dan metodologi untuk membangun ontologi: representasi formal dari 
sekumpulan konsep dalam domain dan hubungan antara konsep-konsep tersebut. 
Representasi konsep abstrak berskala besar seperti tindakan, waktu, objek fisik dan 
kepercayaan akan menjadi contoh teknik ontologis.
  
2.  Pengkategorian dan Objek

       Pengorganisasian objek ke dalam kategori adalah bagian penting dari representasi pengetahuan. 
Meskipun interaksi dengan dunia terjadi pada tingkat objek individual, banyak penalaran terjadi pada 
tingkat kategori. Misalnya, pembelanja biasanya memiliki tujuan membeli bola basket, bukan 
bola basket tertentu seperti BB9. Kategori juga berfungsi untuk membuat prediksi tentang objek 
begitu mereka diklasifikasikan. Seseorang menyimpulkan adanya objek tertentu dari input perseptual, 
kategori kategori dari kategori yang dirasakan dari objek, dan kemudian menggunakan
informasi kategori untuk membuat prediksi tentang objek.

Pengkategorian dan objek terdiri dari :

  • komposisi fisik
  • pengukuran
  • substansi dan objek

3.Aksi, situasi dan kejadian/event
·        Aksi 

Adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu kejadian.
·         Situasi

Keadaan sekitar yang sedang berlangsung.

·         Kejadian/event

Sesuatu yang sedang terjadi di sebuah lingkungan dimana terjadi pada waktu yang sedang berlangsung maupun yang telah terjadi.

   4.  Mental event dan mental objek: pengetahuan dan kepercayaan,pengetahuan waktu dan aksi.

Pengetahuan dan kepercayaan 

     Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh manusia, atau pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan akan muncul ketika orang menggunakan akal atau indranya untuk mengenali benda atau peristiwa tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan. Misalnya, saat pertama kali orang makan cabai maka Dia akan tahu bagaimana rasa cabai itu, bentuknya, warnanya, atau bahkan akan bertanya-tanya apa zat-zat apa yang dikandungnya.


    Pengetahuan empiris menekankan pada pengamatan dan pengalaman indrawi, sedangkan pengetahuan rasional didapatkan melalui akal budi. Misalnya, orang mengetahui bahwa cabai rasanya pedas karena dia pernah memakannya. Tidak mungkin hanya dengan dipikir-pikir orang itu akan mengetahui bahwa rasa cabai adalah pedas. Nemun, pernyataan 1+1=2 adalah hasil dari pemikiran (akal) manusia, bukan merupakan suatu pengamatan empiris.


    Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan manusia saat dia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Maksudnya adalah orang akan merasa yakin kalau apa yang mereka ketahui adalah benar. Jadi, keyakinan terjadi setelah orang percaya adanya suatu kebenaran.


    Menurut teori kebenaran sebagai kesesuaian, keyakinan adalah suatu pernyataan yang tidak disertai bukti yang nyata. Misalnya, petir disebabkan oleh amukan para dewa. Pernyataan ini tidak bisa dibuktikan, sehingga hanya bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan. Sementara pernyataan petir disebabkan kerena adanya tabrakan antara awan yang bermuatan positif dan negative adalah suatu kebenaran, karena dapat dibuktikan. Sehingga pernyataan ini disebut sebagai pengetahuan.


Ada dua istilah yang berhubungan dengan keyakinan dan pengetahuan.


1. Magic power- (kekuatan magis) –> fenomena kekuatan gaib. Orang yang lebih percaya pada sesuatu yang aneh(karena tidak tahu sebabnya) sebagai kekuatan magis


2. Naturalisme, berarti sesuatu yang alami.

   5. Sistem penalaran untuk pengkategorian : jaringan semantik , logika deskripsi

Jaringan semantik

Jaringan semantik adalah gambaran pengetahuan grafis yang menunjukkan hubungan antar berbagai objek, terdiri dari lingkaran-lingkaran yang dihubungkan dengan anak panah yang menunjukkan objek dan informasi tentang objek-objek tersebut.

Dalam mata kuliah Pengantar Kecerdasan Buatan script merupakan representasi pengetahuan berdasarkan karakteristik yang sudah dikenal sebagai pengalaman-pengalaman yang menggambarkan urutan peristiwa.


Terdapat enam elemen script, yaitu :


1. Kondisi input, merupakan kondisi yang harus dipenuhi sebelum terjadi


2. Track, yaitu variasi kemungkinan yang terjadi


3. Prop, yaitu objek yang digunakan dalam suatu peristiwa


4. Role, yaitu peran dalam suatu peristiwa


5. Scene, yaitu adegan dalam suatu peristiwa


6. Hasil, yaitu kondisi setelah terjadinya urutan peristiwa


Deskripsi logika


deskripsi logika (deskripsi jamak logika) (logika) Salah satu keluarga bahasa representasi pengetahuan yang dapat digunakan untuk mewakili definisi konsep domain aplikasi (dikenal sebagai pengetahuan terminologi) dalam cara yang terstruktur dan formal dipahami dengan baik.

   6.    Penalaran dengan informasi default

Manusia memecahkan masalah melalui kombinasi antara fakta dan pengetahuan (knowledge). Penalaran (reasoning) adalah proses yang berhubungan dengan pengetahuan, fakta, dan strategi pemecahan masalah (problem solving) untuk mendapatkan konklusi/penyelesaian. Berbagai metode penalaran yang lazim adalah deduksi, induksi, abduktip, analogi, dan akal sehat, berikut ini penjelasan singkatnya.


Deduksi (deduction)Manusia menggunakan deduksi untuk mendapatkan informasi baru dari informasi yang sudah diketahui (pengetahuan) yang ada relasinya. Penalaran deduksi menggunakan fakta-fakta dari masalah yang ada dan pengetahuan umum yang sesuai yang pada umumnya berbentuk aturan (rules) atau implikasi (implications), jadi dari hal yang umum, dikenakan pada hal yang khusus, model deduksi adalah:


Fakta + Rule -> Efek dengan rule dalam bentuk:


If <cause/premise> then <effect/conclusion>


Jika <sebab/premis> Maka <akibat/konklusi>


     Sebagai contoh:


Aturan/implikasi: Jika saya berdiri di hujan, maka saya akan basah.


Fakta/premis : saya berdiri di hujan


Konklusi : saya akan basah


Penalaran deduksi sangat menarik secara logika dan merupakan teknik solusi masalah yang paling umum digunakan oleh manusia. Aturan inferensi (penyimpulan) yang disebut modus ponens adalah bentuk dasar dari penalaran deduksi dengan formula sbb.:


Jika A adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka B adalah benar


Induksi (Induction)
Manusia menggunakan induksi untuk mendapatkan kesimpulan umum (general conclusion) dari sekumpulan/himpunan fakta melalui proses generalisasi. Ini bagaikan transisi dari jumlah sedikit ke semua. Model induksi adalah:
Cause + Effect -> Rule

Proses induksi dijelaskan oleh Firebaugh (1988) sbb.:

Untuk suatu himpunan objek X = {a,b,c,d, …}, jika sifat P adalah benar untuk a, dan jika sifat P adalah benar untuk b, dan jika sifat P adalah benar untuk c, …, maka sifat P adalah benar untuk semua X.

      Sebagai contoh:

Fakta/premis : aluminium dipanaskan memuai
Fakta/premis : besi dipanaskan memuai
Fakta/premis : tembaga dipanaskan memuai

Konklusi : secara umum, semua besi bila dipanaskan akan memuai


Abduktip (Abductive)
Abduktip adalah bentuk deduksi yang memungkinkan menarik kesimpulan yang bersifat “plausible”. Plausible (masuk akal) adalah konklusi yang ditarik dari informasi yang tersedia, namun ada kemungkinan konklusi itu salah, jadi model abduktip adalah:

Jika B adalah benar, dan Jika A maka B adalah benar, maka A adalah benar?

Atau effect + rule -> cause

Sebagai contoh:

Aturan : Tanah basah jika hari hujan.

Fakta : Tanah basah.

Konklusi : Hari hujan?

Jadi, diberikan fakta satu-satunya bahwa tanah basah, penyimpulan plausible menghasilkan konklusi hari hujan. Padahal, konklusi ini bisa salah, karena ada banyak hal yang menyebabkan tanah basah, misalnya seseorang siram-siram tanaman. Abduktip, sebagai salah satu metode penalaran, sering dipakai oleh dokter dalam mendiagnose pasien, maka diagnose dapat saja salah.


Analogi
Manusia membentuk model mental tentang konsep melalui pengalaman. Manusia menggunakan model ini melalui penalaran analogi untuk membantu memahami suatu masalah/situasi. Mereka lalu menarik analogi diantara masalah dan model, mencari kesamaan dan perbedaan untuk dapat menyimpulkan.

     Sebagai contoh:

Misalkan seorang dokter yang sudah puluhan tahun praktek, maka pengalamannya dalam bentuk kasus-kasus sudah sedemikian banyaknya. Bila kasus-kasus tersebut dapat disimpan secara cerdik dalam database kasus, maka dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah baru bagi pasien baru tanpa dokter itu hadir (otomasi). Pasien baru memasukan karakter berikut data-data (keluhan) dari sakitnya, kemudian sistem mencari kasus pasien lama yang serupa keluhannya untuk ditampilkan solusinya, yaitu obat beserta dosisnya. Pengalaman adalah guru terbaik, maka pengalaman perlu disimpan secara cerdik untuk memecahkan persoalan baru yang mirip!


Akal Sehat (Common-sense)

Lewat pengalaman, manusia belajar memecahkan persoalan secara effisien. Mereka menggunakan akal sehat untuk dengan cepat menarik kesimpulan. Akal sehat lebih cenderung berdasar pada kebijakan-kebijakan (judgments) yang baik daripada logika yang eksak. Contoh akal sehat adalah: Di suatu bengkel ditemukan suara klik-klik-klik dalam mesin sepeda motor, seorang montir yang berpengalaman, tanpa membongkar mesinnya, langsung dapat menyimpulkan bahwa ring piston pada silinder mesin itu perlu diganti. Pengetahuan akal sehat ini diperoleh dari pengalamannya mengerjakan banyak sepeda motor selama bertahun-tahun. Jenis pengetahuan seperti ini disebut sebagai heuristik (heuristic) atau rule-of-thumb. Akal sehat tidak menjamin ditemukannya solusi, namun ia menjamin kecepatan menemukan solusi.


Penalaran Tidak Monoton (non-monotonic)
Penalaran pada suatu masalah pada umumnya menggunakan informasi yang statis, artinya selama melakukan penyelesaian masalah, keadaan (nilai benar atau salah) bermacam fakta dianggap tetap konstan. Penalaran semacam ini disebut sebagai penalaran monoton (monotonic reasoning). Dalam beberapa masalah, ditemukan bahwa keadaan beberapa fakta (variabel) bersifat dinamis, sebagai ilustrasi adalah aturan sbb.:


IF Angin berhembus


THEN Kursi goyang akan berayun


Kemudian coba amati kejadian berikut, lalu apa yang terjadi dengan aturan diatas:


Hei, ada angin topan! -> ada Angin berhembus -> Kursi berayun


Seiring berlalunya angin topan, kita berharap kursi berayun. Namun, saat angin topan telah berlalu, kita berharap bahwa kursi sudah berhenti berayun. Namun sistem yang menggunakan penalaran monoton akan tetap menganggap bahwa kursi tetap berayun!


Manusia dengan ke enam inderanya tidak merasa sulit untuk mengikuti perubahan status informasi variabel yang dinamis. Bila terjadi perubahan yang dinamis, mereka dengan mudah menyesuaikan diri. Gaya penalaran semacam ini disebut penalaran yang tidak monoton. Untuk bidang AI, seperti expert system, dibutuhkan suatu sistem untuk memelihara kebenaran yang dinamis bila ingin melakukan penalaran yang tidak monoton.
Referensi:

Logika Order Pertama

Logika Order Pertama adalah sebuah bahasa formal yang digunakan di ilmu matematika, philosophy, bahasa dan ilmu computer. Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi. Logika predikat dapat memberikan representasi fakat-fakta sebagai suatu pernyataan yang mapan (well form). Kalkulus predikat bisa menganalisakan kalimat-kalimat ke dalam subjek dan argumen dalam berbagai cara yang berbeda-beda, yang pada akhirnya kalkulus predikat bisa digunakan untuk memecahkan problem of multiple generality (masalah dalam berbagai keadaan umum) yang telah membingungkan sebagian besar ahli-ahli logika abad pertengahan. Dengan menggunakan logika predikat ini, untuk pertama kalinya, para ahli-ahli logika bisa memberikan quantifier yang cukup umum untuk merepresentasikan semua argumen yang terdapat pada natural language.


Sintak dan semantik logika orde pertama

Memulai bagian ini dengan menentukan secara lebih tepat cara di mana dunia yang mungkin Logika orde pertama mencerminkan komitmen ontologis terhadap objek dan relasi. Lalu mengenalkan berbagai elemen bahasa, menjelaskan semantik mereka saat ikut.

a.Models for first-order logic
Setiap model menghubungkan kosa kata dari kalimat logis ke elemen dunia yang mungkin, sehingga kebenaran dari setiap kalimat bisa ditentukan. Jadi, model simbol proposisi proporsional link proposisi untuk standar nilai kebenaran Model untuk logika orde pertama jauh lebih menarik.

b. Symbols and interpretations
Elemen sintaksis dasar logika orde pertama adalah simbol yang mewakili objek,
hubungan, dan fungsi. Simbolnya, oleh karena itu ada 3 jenis :
 1.Constant symbols
 2.Predicate symbols
 3.function symbols
Jadi, selain objek, relasi, dan fungsinya, masing-masing model mencakup interpretasi
yang menentukan secara tepat objek mana, relasi
dan fungsi disebut oleh simbol, predikat, dan fungsi konstan.

C.Terms
Terms adalah ekspresi logis yang mengacu pada objek. Simbol-simbol konstan adalah istilah,
tetapi tidak selalu nyaman untuk memiliki simbol yang berbeda untuk memberi nama setiap objek.

D. Atomic sentences
Adalah terbentuk dari simbol predikat yang secara opsional diikuti oleh daftar istilah yang
diberi tanda kurung,Kalimat atom benar dalam model yang diberikan jika relasi dimaksud oleh
predikat simbol memegang di antara objek yang disebut oleh argumen.

E. Complex sentences
Kita bisa menggunakan connectives logis untuk membangun kalimat yang lebih kompleks,
dengan sintaks yang sama dan semantik seperti pada kalkulus proposisional.

F. Quantifiers
Begitu kita memiliki logika yang memungkinkan objek, wajar jika ingin mengekspresikan
properti dari keseluruhan koleksi objek, alih-alih menyebutkan objek dengan nama. Kuantifier
membiarkan kita melakukan hal ini. Logika orde pertama berisi dua pengukur standar,
disebut universal dan eksistensial.

G. Equality
Logika orde pertama mencakup satu cara lagi untuk membuat kalimat atomik,
selain menggunakan predikat dan istilah seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Kita bisa menggunakan simbol persamaan untuk menandakan dua istilah itu mengacu
 pada objek yang sama.


Penggunaan logika orde pertama

1.      Assertions and queries in first-order logic
2.      The kinship domain
3.      Numbers, sets, and lists



Penggunaan logika orde pertama

1.      Assertions and queries in first-order logic
2.      The kinship domain
3.      Numbers, sets, and lists

Rekayasa pengetahuan pada logika orde pertama

1.      Identify the task.
2.      Assemble the relevant knowledge.
3.      Decide on a vocabulary of predicates, functions, and constants.
4.      Encode general knowledge about the domain
5.      Encode a description of the specific problem instance.
6.      Pose queries to the inference procedure and get answers.
7.      Debug the knowledge base.

Logika proposisi vs. Inferensi Logika Orde Pertama



        Bagian ini dan selanjutnya mengenalkan ide-ide yang mendasari sistem inferensi logis modern.
Kita mulai dengan beberapa aturan inferensi sederhana yang bisa diterapkan pada kalimat dengan
quantifiers untuk mendapatkan kalimat tanpa tanda pengenal. Aturan ini secara alami mengarah
pada gagasan bahwa pesanan pertama Kesimpulan dapat dilakukan dengan mengubah basis
pengetahuan menjadi logika dan penggunaan proposisional Inferensi proposisional,
yang sudah kita ketahui bagaimana melakukannya.Bagian selanjutnya menunjukkan sebuah
 jalan pintas yang jelas, mengarah ke metode inferensi yang memanipulasi kalimat orde pertama
secara langsung.


Unifikasi dan Lifting

Unifikasi adalah usaha untuk mencoba membuat dua ekspresi menjadi identik (mempersatukan keduanya) dengan mencari substitusi-substitusi tertentu untuk mengikuti peubah-peubah dalam ekspresi mereka tersebut. Unifikasi merupakan suatu prosedur sistematik untuk memperoleh peubah-peubah instan dalam wffs. Ketika nilai kebenaran predikat adalah sebuah fungsi dari nilai-nilai yang diasumsikan dengan argumen mereka, keinstanan terkontrol dari nilai-nilai selanjutnya yang menyediakan cara memvalidasi nilai-nilai kebenaran pernyataan yang berisi predikat. Unifikasi merupakan dasar atas kebanyakan strategi inferensi dalam Kecerdasan Buatan. Sedangkan dasar dari unifikasi adalah substitusi.
Suatu substitusi (substitution) adalah suatu himpunan penetapan istilah-istilah kepada peubah, tanpa ada peubah yang ditetapkan lebih dari satu istilah. Sebagai pengetahuan jantung dari eksekusi Prolog, adalah mekanisme unifikasi.
Aturan-aturan unifikasi :
Dua atom (konstanta atau peubah) adalah identik.
Dua daftar identik, atau ekspresi dikonversi ke dalam satu buah daftar.
Sebuah konstanta dan satu peubah terikat dipersatukan, sehingga peubah menjadi terikat kepada konstanta.
Sebuah peubah tak terikat dipersatukan dengan sebuah peubah terikat.
Sebuah peubah terikat dipersatukan dengan sebuah konstanta jika pengikatan pada peubah terikat dengan konstanta tidak ada konflik.
Dua peubah tidak terikat disatukan. Jika peubah yang satu lainnya menjadi terikat dalam upa-urutan langkah unifikasi, yang lainnya juga menjadi terikat ke atom yang sama (peubah atau konstanta).
Dua peubah terikat disatukan jika keduanya terikat (mungkin melalui pengikatan tengah) ke atom yang sama (peubah atau konstanta)

Forward dan Backward Chaining

·      Forward chaining :
– Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahn untuk memperoleh solusi.
– Penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta.
·         Backward chaining :
– Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa tersebut.
– Tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya.
·         Contoh rantai inferensi :
gajah(x) -> mamalia (x)
mamalia(x) -> binatang(x)



Referensi :
Ebook Artifical Intelligence A Modern Approach(3rd Edition)
Download:
http://web.cecs.pdx.edu/~mperkows/CLASS_479/2017_ZZ_00/02__GOOD_Russel=Norvig=Artificial%20Intelligence%20A%20Modern%20Approach%20(3rd%20Edition).pdf

http://imamcs.lecture.ub.ac.id/tag/logika-order-pertama-first-order-logic/

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/slide_8_log_inf.pptx

LOGICAL AGENT

PENGENALAN LOGICAL AGENT



Agen logika merupakan agen yang memiliki kemampuan bernalar secara logika. Ketika beberapa solusi tidak secara eksplisit diketahui, maka diperlukan suatu agen berbasis logika. Logika sebagai Bahasa Representasi Pengetahuan memiliki kemampuan untuk merepresentasikan fakta sedemikian sehingga dapat menarik kesimpulan (fakta baru, jawaban). Sedangkan pengetahuan merupakan komponen yang penting, sehingga terdapat perbedaan jika diterapkan pada dua agent, yakni problem solving agent dan knowledge-based agent.Agen Berbasis Pengetahuan atau Knowledge Base (KB) merupakan Himpunan representasi fakta yang diketahui tentang lingkungannya. Tiap fakta disebut sebagai sentence. Fakta tersebut dinyatakan dalam bahasa formal sehingga bisa diolah, menambahkan sentence baru ke KB. Inference Engine merupakan menentukan fakta baru yang dapat diturunkan dari pengetahuan yang sudah ada dalam KB. Agen Berbasis Pengetahuan dalam representasi, agent dapat dipandang dari knowledge level. Apa saja informasi yang diketahui? Misal sebuah robot “mengetahui” bahwa gedung B di antara gedung A dan gedung C. Agent dapat dipandang dari implementation level Bagaimana representasi informasi yang diketahuinya? Logical sentence di_antara(gdB, gdA, gdC). Natural language “Gedung B ada di antara gedung A dan gedung C”. Agen Berbasis Pengetahuan, pilihan representasi berpengaruh terhadap apa yang bisa dilakukan inference engine. Pada pendekatan deklaratif programmer memberitahu agent informasi tentang environment. Kalau informasi kurang, agen bisa melengkapinya sendiri. Jika dibandingkan dengan pendekatan prosedural programmer secara eksplisit memrogram agen untuk bertindak. Sehingga bagaimana jika program tidak benar, maka akan besar kemungkinan menyebabkan kesalahan.Agen Berbasis Pengetahuan, permasalahannya adalah bagaimana representasi yang tepat, sehingga ada dua hal yang harus diperhatikan expressive bisa menyatakan fakta tentang environment, Tractable bisa mengolah/ memproses inference engine (dengan cepat). Knowledge merupakan power atau kekuatan dari pemrograman secara deklaratif. Representasi dan penalaran membentuk suatu Intelligence.


1. KNOWLADGE BASE AGENT

Agen Berbasis Pengetahuan, Knowledge Base (KB) menyatakan apa yang “diketahui” oleh si agent Pendekatan deklaratif membangun agent: “beritahu” informasi yang relevan, simpan dalam KB. Agen dapat ditanya (atau bertanya diri sendiri) apa yang sebaiknya dilakukan berdasarkan KB. Maka sebuah agen berbasis pengetahuan harus bisa mereprentasikan world, state, action, dst. Menerima informasi baru (dan meng-update representasinya). Menyimpulkan pengetahuan lain yang tidak eksplisit (hidden property).q Menyimpulkan action apa yang perlu diambil.Agen Berbasis Pengetahuan atau Knowledge Base (KB) merupakan Himpunan representasi fakta yang diketahui tentang lingkungannya. Tiap fakta disebut sebagai sentence. Fakta tersebut dinyatakan dalam bahasa formal sehingga bisa diolah, menambahkan sentence baru ke KB. Inference Engine merupakan menentukan fakta baru yang dapat diturunkan dari pengetahuan yang sudah ada dalam KB.


2.WUMPUSWORLD

Aturan main Wumpus :
  • Performance measure: emas +1000, mati -1000, gerak -1, panah -10
  • Environment: Matriks 4x4 kamar. Initial state [1,1]. Ada gold, wumpus dan pit yang lokasinya dipilih secara acak.
  • Percept:
    Breeze: kamar di samping lubang jebakan ada hembusan angin
    Glitter: kamar di mana ada emas ada kilauan/sinar
    Smell: kamar di samping Wumpus berbau busuk
  • Action: maju, belok kiri 90◦ , kanan 90◦ , tembak panah (hanya 1!), ambil benda
Sifat Wumpus :
  • (Fully) observable? Tidak, hanya bisa persepsi local
  • Deterministic? Ya, hasil tindakan jelas & pasti
  • Episodic? Tidak, tergantung action sequence
  • Static? Ya, gold, wumpus, pit tidak bergerak
  • Discrete? Ya
  • Single agent? Tidak
3.LOGIC IN GENERAL-MODELS AND ENTAILMENT

Logic adalah bahasa formal untuk merepresentasikan informasi sedemikian hingga kesimpulan dapat dibuat dalam pembuatan kesimpulan pasti harus menggunakan bahasa yg benar dalam pembuatan bahasa yang tepat Syntax mendefinisikan kalimat-kalimat pada bahasa kemudian Semantics mendefinisikan arti kalimat; misal, mendefinisikan kebenaran sebuah kalimat. Entailment berarti sesuatu fakta bisa disimpulkan dari (kumpulan) fakta lain Entailment dapat juga berarti sebuah hubungan antar kalimat ( syntax) yang didasarkan pada semantics kemudian Model adalah sebuah “dunia” di mana kebenaran suatu sentence bisa diuji.

Propositionan logic: Syntax

Propositional logic adalah logika paling sederhana menggambarkan ide dasar,symbol proposisi P1,P2 dll adalah sebuah kalimat.




Logika Propositional : Semantics

Tiap model menspesifikasikan true/false untuk setiap symbol proposisi.
  


 



Tabel Kebenaran untuk Inference

  

Logical equivalence

Dua kalimat adalah logically equivalent if bernilai true pada model yang sama: α ≡ ß iff α╞ β and β╞ α 


Validity dan satisfiability


  • Sebuah kalimat adalah valid jika bernilai true pada semua model.
  •  Validity dihubungkan ke inference melalui Deduction Theorem: KB ╞ α if and only if (KB  α) is valid
  • Sebuah kalimat adalah satisfiable jika bernilai true pada beberapa model.
  • Sebuah kalimat adalah unsatisfiable jika bernilai salah pada semua model.
  • Satisfiability dihubungkan ke inference melalui : KB ╞ α if and only if (KB α) is unsatisfiable

Resolution


  • Conjunctive Normal Form (CNF) 
  • conjunction of disjunctions of literals
  •  clauses 
 


Resolution inference rule (for CNF):
   
Forward chaining

Diberikan suatu himpunan fakta dalam workingmemory, gunakan rules untuk membangkitkan fakta baru sampai goaldicapai.

•Langkah-langkah:

1)Cocokkan bagian IF dari setiap ruleterhadap fakta-fakta dalam working memory.

2)Jika ada lebih dari satu ruleyang dapat digunakan(lebih dari satu rule yang berjalan), pilih satu yang akan diaplikasikan dengan menggunakan resolusi konflik.

3)Berlakukan ruletersebut. Jika fakta baru diperoleh, tambahkan ke working memory.

4)Stop (atau exit) ketika kesimpulan ditambahkan ke working memory atau jika ada rule yang menetapkan proses berhenti.

Backward chaining

Mesin inferensi menjelajah secara mundur (backward) rantai inferesi (chain) dimulai dari tujuan (goal) dalam working memory.

•Terdiri dari 3 langkah utama:
1. Pilih rulesyang konklusi-nya sesuai dengan goal.
2. Ganti goal dengan premis dari ruleterpilih. Jadikan sebagai sub-goals.
3. Kerjakan backwardssampai semua sub-goalsbernilai true. Ini dicapai dengan:

–Ditemukannya fakta (dalam working memory) atau

–Pengguna menyediakan informasi tersebut.

Ide: bekerja backwards dari query q: membuktikan dengan BC,
cek jika q sudah diketahui, atau
buktikan dengan BC semua premise pada beberapa rule concluding q
Avoid loops: chek jika subgoal baru sudah siap pada stack tujuan
Avoid repeated work: check if new subgoal telah terbukti benar, atau telah gagal

Logika Proposisi

Proposisi
Logika adalah metode atau teknik yang diciptakan untukmeneliti ketepatan penalaran
serta mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulanyang
absah.Ilmu logika berhubungan dengan kalimat-kalimat(argumen) dan hubungan yang
ada diantara kalimat-kalimat tersebut.

Referensi :
http://share.its.ac.id/pluginfile.php/1369/mod_resource/content/1/8._Propotional_Logic.pdf